Wednesday 28 January 2015

ORANGTUA NABI MUHAMMAD SAW MASUK SURGA ATAU ?



BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


ORANGTUA NABI MUHAMMAD SAW MASUK
SURGA

Di dalam kitab "Kifayatul 'Awam" karya Syeikh
Ibrahim Al-Baujuri halaman 24-25, cetakan "Darul
Kutub al-Islamiyyah", Kalibata – Jakarta Selatan
disebutkan bahwa orangtua Nabi Muhammad saw
masuk surga dengan keterangan sebagai berikut:
Artinya:

Ahlul Fatrah adalah orang-orang yang tidak ada
di zaman rasul atau tidak ada rasul yang diutus
Allah kepada mereka. Mereka adalah golongan
orang-orang yang selamat, meskipun mereka para
penyembah berhala, karena udzur mereka. Allah
ta’ala memberikan tempat-tempat khusus di
surga, bukan surga karena amal mereka. Karena,
tidak ada amal sama sekali bagi mereka. Inilah
fakta masalah. Olehkarena itu, peliharalah fakta
masalah ini !
Peringatan:

Jika anda sudah yakin bahwa Ahlul Fathrah
(masa kevakuman atau kekosongan Rasul) itu
termasuk orang-orang yang selamat (dari neraka)
berdasarkan pendapat ulama yang kuat, maka
anda harus yakin pula bahwa kedua orangtua
Nabi Muhammad saw adalah orang-orang yang
selamat (dari neraka). Karena, mereka berdua
termasuk Ahlul Fathrah (termasuk juga kakek,
buyut Nabi dan ke atasnya). Bahkan mereka
berdua termasuk Ahlul Islam, karena Allah telah
menghidupkan mereka berdua untuk Nabi
Muhammad saw sebagai pengagungan
kepadanya. Kemudian, kedua orangtua Nabi
beriman kepadanya sesudah kebangkitannya
menjadi seorang rasul. Alangkah indahnya sya’ir
yang dilantunkan oleh seorang ulama karena
mengagungkan beliau:
 
ﺣﺒﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻣﺰﻳﺪ ﻓﻀ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻞ ﻭ ﻛﺎﻥ ﺑﻪ
ﺭﺅﻭﻓﺎ
ﻓﺄﺣﻴﺎ ﺃﻣﻪ ﻭ ﻛﺬﺍ ﺃﺑﻮﻩ ﻻﻳﻤﺎﻥ ﺑﻪ ﻓﻀﻼ ﻣﻨﻴﻔﺎ
ﻓﺴﻠﻢ ﻓﺎﻟﻘﺪﻳﻢ ﺑﺬﺍ ﻗﺪﻳﺮ  ﻭ ﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺑﻪ
ﺿﻌﻴﻔﺎ
Artinya:

“Allah memberikan anugerah kepada Nabi saw
dengan tambahan anugerah di atas anugerah. Dia
Maha Penyayang terhadap Nabi-Nya.
Kemudian, Dia menghidupkan ibunya, begitupula
bapaknya untuk beriman kepadanya karena
anugerah yang agung.

Maka, hendaklah kau taslim (terima) ! Karena,
Dzat Yang Maha Qadim (Maha Dahulu) adalah
Dzat Yang Maha Kuasa atas itu, meskipun hadits
itu kedudukannya lemah (bukan hadits palsu)
dengannya.”

Hadits ini berdasarkan pada sebuah keterangan
yang diriwayatkan dari Urwah dari Aisyah bahwa
Rasulullah saw memohon kepada Tuhan-Nya agar
Dia menghidupkan kembali kedua orangtuanya.
Maka Allah pun menghidupkan kembali kedua
orangtua beliau. Selanjutnya, keduanya beriman
kepada Nabi Muhammad saw. Kemudian, Allah
mematikan kembali keduanya.

Berkata Suhaili: "Dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu, bisa saja Allah mengkhususkan
Nabi-Nya dengan apa-apa yang Dia kehendaki
dari sebab karunia-Nya dan memberi nikmat
kepada Nabi-Nya dengan apa-apa yang dia
kehendaki dari sebab kemuliaan-Nya."
Mudah-mudahan hadits ini shohih menurut
sebagian ulama ahli hakekat, sebagaimana
diterangkan oleh sebagian pendapat ulama
Ahlussunnah wal Jama’ah di dalam lantunan
sya’ir mereka:

ﺃﻳﻘﻨﺖ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭ ﺃﻣﻪ  ﺃﺣﻴﺎﻫﻤﺎ ﺍﻟﺮﺏ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ
ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ
ﺣﺘﻰ ﻟﻪ ﺷﻬﺪﺍ ﺑﺼﺪﻕ ﺭﺳﺎﻟﺔ  ﺻﺪﻕ ﻓﺘﻠﻚ ﻛﺮﺍﻣﺔ
ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻀﻌﻔﻪ  ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻀﻌﻴﻒ ﻋﻦ
ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﻋﺎﺭﻯ
Artinya:

“Aku meyakinkan bahwa bapak Nabi saw dan
ibunya telah dihidupkan kembali oleh Tuhan Yang
Maha Mulia lagi Maha Pencipta.
Sehingga mereka berdua bersaksi atas kebenaran
risalah yang dibawanya. Hendaklah engkau
membenarkan ! Maka, itulah kemulian Nabi
pilihan-Nya.

Pahamilah hadits ini ! Dan, barangsiapa berkata
bahwa hadits ini dho’if, maka orang tersebut
adalah orang yang lemah dan kosong dari
hakekat.”

Telah berkata sebagian ulama: "Telah ditanya
Qodhi Abu Bakar bin 'Arobi, salah seorang ulama
madzhab Maliki mengenai seorang laki-laki yang
berkata bahwa bapak Nabi berada di dalam
neraka. Maka, beliau menjawab bahwa orang itu
dilaknat Allah. Firman Allah ta'ala:

{ ﺇِﻥَّ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺫُﻭﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُۥ ﻟَﻌَﻨَﻬُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻰ ﭐﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ
ﻭَﭐﻷﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺃَﻋَﺪَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻣُّﻬِﻴﻨًﺎ }
Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah
dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan melaknat
mereka di dunia dan akherat dan menyiapkan bagi
mereka itu adzab yang menghinakan". (QS. Al-
Ahzab: 57).

Dan tidak ada perbuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan perkataan bahwa bapak
Nabi berada di dalam neraka. Betapa tidak !
Sedangkan Ibnu Munzir dan yang lainnya telah
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa beliau
berkata: "Engkau anak dari kayu bakar api
neraka', maka berdirilah Rasulullah saw dalam
keadaan marah, kemudian beliau berkata:

ﻣﺎ ﺑﺎﻝ ﺃﻗﻮﺍﻡ ﻳﺆﺫﻭﻧﻨﻲ ﻓﻰ ﻗﺮﺍﺑﺘﻲ ﻭ ﻣﻦ ﺃﺫﺍﻧﻲ ﻓﻘﺪ
ﺃﺫﻯ ﺍﻟﻠﻪ

Artinya:

"Bagaimanapun itu keadaan kaum yang menyakiti
aku dalam kerabatku. Dan, barangsiapa menyakiti
aku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti
Allah".

Dalam masalah ini Imam Jalaluddin as-Suyuthi
telah menyusun beberapa karangan yang
berkaitan dengan selamatnya kedua orangtua
Nabi Muhammad saw (dari neraka). Semoga
Allah membalas kebaikan beliau !!!
Begitupula di dalam kitab "At-Tajul Jami' lil Ushul
fii Ahaditsir Rasul

( ﺍﻟﺘﺎﺝ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﻟﻸﺻﻮﻝ ﻓﻲ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ
ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ )"

karya Syeikh Manshur Ali Nashif
diterangkan (lihat foto yang ada tulisannya} pada
jilid 1 halaman 382 yang artinya sebagai berikut:
NABI SAW BERZIARAH KE MAKAM IBUNYA

"Dari Abu Hurairah beliau berkata: Nabi saw
berziarah ke makam ibunya dan beliau menangis.
Begitupula orang-orang yang berada di sekitarnya
pada menangis. Kemudian, beliau berkata: Aku
meminta idzin kepada Tuhanku supaya aku bisa
memintakan ampunan untuknya. Namun aku tidak
diidzinkan oleh-Nya. Terus aku meminta idzin
kepada-Nya supaya aku bisa menziarahinya.
Kemudian, Dia mengidzinkan aku untuk
menziarahi ibuku. Berziarahlah ke makam-
makam !! Karena, berziarah itu dapat
mengingatkan mati. Hadits riwayat Imam Muslim,
Abu Dawud, dan Nasa'i ".

Maksud hadits tersebut di atas sebagai berikut:
Ketika Nabi Muhammad saw menziarahi ibunya
yang bernama Sayyidah Aminah binti Wahab,
beliau menangis karena ibunya tidak beragama
Islam dan tidak mendapat kesenangan di
dalamnya, dan Allah tidak mengidzinkan Nabi saw
memintakan ampunan untuk ibunya. Karena,
permintaan ampunan itu syaratnya harus
beragama Islam. Sedangkan ibunda Nabi saw
wafat dalam keadaan menganut agama kaumnya
sebelum beliau diangkat jadi Rasul. Hal ini bukan
berarti ibunda Nabi saw tidak masuk surga,
karena ibunda Nabi saw itu termasuk ahli fatrah
(masa kekosongan atau vakum antara dua
kenabian).

Menurut ulama jumhur bahwa ahli fatrah itu
adalah orang-orang yang selamat (orang-orang
yang selamat dari api neraka dan mereka tetap
dimasukkan ke dalam surga). Firman Alla swt
dalam surat Al-Isra ayat 15:


ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻧَﺒۡﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻻً

Artinya: Dan Kami tidak akan mengazab sebelum
Kami mengutus seorang rasul.

Bahkan berlaku dan absah menurut ahli
mukasyafah bahwa Allah ta'ala menghidupkan
kembali kedua orangtua Nabi saw setelah beliau
diangkat jadi Rasul. Kemudian, mereka beriman
kepada Nabi saw. Olehkarena itu, sudah pasti
mereka termasuk ahli surga.

Demikian pembahasan tentang tentang orang Tua
baginda Nabi sebegai bukti Bahwa Baginda
memang benar-benar manusia pilihan dari rahim
pilihan dari keturunan pilihan

Dan Sudah Sepantasnya Lah Kita Menyakini Kebaikan-Kebaikan Itu
Akan Selalu Menyertai Keluarga,Para Sahabat Dan Orang-Orang Yang Melindungi Dan Mencintai Nabi Muhammad SAW.

Semoga Tulisan Artikel Ini bermanfaat dan semoga Allah selalu
merahmati Para Hamba-hamba Allah yang senantiasa membagikan dan membagi Ilmu ini,Amin Ya Allah.

Wallahu A'lam Bishawab



ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD





My Blog List

Pages

Pages - Menu

Followers

Become our Fan

The Amazing of Islam
SEBELUM MEMBACA UCAPKANLAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA'ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD !!