Thursday 31 October 2013

Amalan Ringan yang Akan Menghapus Dosa Kita


Manusia sering melakukan kesalahan dan lupa. Karenanya wajar jika kita kadang-kadang melakukan dosa karena melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Allah untuk kita. Jika tidak dihapus, dosa-dosa semacam itu akan semakin menumpuk dan bisa menghitamkan atau menutup hati kita.

Syukur alhamdulillaah, kita memiliki Allah yang sedemikian penyayang dan Maha Pengampun. Yang Allah pinta hanyalah kembalinya kita kepada-Nya setelah kita melakukan dosa. Mengakui kesalahan kita, meminta maaf atas kekhilafan kita,memohon ampunan atas dosa kita, itulah yang Allah pinta. Sebagai gantinya Allah akan mengampuni kita dan menghapus dosa-dosa kita, berapa pun banyaknya.

Doa dan Dzikir Penghapus Dosa

Berikut ini adalah beberapa tuntunan Rasulullaah saw. tentang amal-amal yang akan menghapuskan dosa-dosa kita.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa mengucapkan ‘ Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir‘ seratus kali akan memperoleh ganjaran sebagaimana membebaskan sepuluh budak, dan seratus kebaikan akan dicatatkan atasnya, dan seratus dosa akan dihapuskan dari catatan amalnya, dan ucapan tadi akan menjadi perisai baginya dari Syaithan pada hari itu hingga malam hari, dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya.” [Shahih Bukhari]


“Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan.” [Shahih Muslim]


“Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya-, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya semua kesalahan-kesalahannya (dosa-dosa kecil), sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan.” [Muttafaq 'alaih]


Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu)”. Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis

Wednesday 30 October 2013

Sholat 5 Waktu Tepat Waktu

Seperti Judul Diatas ! Sholat 5 Waktu Tepat Waktu

pernahkah anda mengingat kematian ? hampir bisa dipastikan dijaman sekarang jarang sekali orang yang mengingat tentang kematian,hanya segelintir orang yang mungkin mengingatnya,termasuk saya sebagai penulis.

apakah sudah cukup amal yang kita siapkan untuk menyambut datangnya kematian ?
jika belum,maka dari sekarang lah waktu untuk kita mempersiapkan amal dan kebaikan kita untuk menyambut datangnya waktu kematian itu,"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang".
(H.R. Ibnu Abu Dunya)
bayangkan tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang,

lalu apa masalahnya kematian dengan judul diatas ?
ya sholat itu adalah sebaik baiknya kita sebagai hamba allah yang ingin mendapatkan kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat,
jika sholat 5 waktu yang kita lakukan selama hidup itu baik,maka insya allah di akhir kehidupan kita akan sedikit mendapatkan ketenangan,tanpa ada rasa takut saat kematian itu datang,

Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini nampaknya menjadi sebab utama, kenapa banyak dari kaum muslimin tidak mengerjakan shalat. Tak usah jauh-jauh untuk melaksanakan sholat sunnah, sholat 5 waktu yang wajib saja mereka tidak kerjakan padahal cukup 10 menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk. Bukan sesuatu yang mengherankan, banyak kaum muslimin bekerja banting tulang sejak matahari terbit hingga terbenam. Pertanyaannya, kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka mengetahui bahwa hidup perlu makan, makan perlu uang, dan uang hanya didapat jika bekerja. Karena mereka mengetahui keutamaan bekerja keras, maka mereka pun melakukannya. Oleh karena itu, dalam tulisan yang singkat ini, kami akan mengemukakan pembahasan keutamaan shalat lima waktu dan hukum meninggalkannya. Semoga dengan sedikit goresan tinta ini dapat memotivasi kaum muslimin sekalian untuk selalu memperhatikan rukun Islam yang teramat mulia ini.

Kedudukan Shalat dalam Islam
Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam islam. Kita dapat melihat keutamaan shalat tersebut dalam beberapa point berikut ini

1) Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun islam

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.”[2]

2) Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” [3]. Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.”[4]

3) Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.”[5]

4) Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala  mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”  Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.”[6]

5) Shalat merupakan Penjaga Darah dan Harta Seseorang

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illalloh (Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah), menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala.”[7]

Itulah 5 keutaman Shalat 5 waktu dalam sehari


namun jika kita belum mampu untuk melaksanakan shalat 5 waktu
minimal shalat 2 atau 3 waktu dalam sehari,jangan sampai kita lalai tanpa melakukan shalat 1 waktu pun

tapi tetaplah kita berusaha untuk menyempurnakan shalat kita terus menerus agar kita bisa melaksanakan shalat 5 waktu tepat waktu dan tanpa tertinggal 1 waktupun
Semoga tulisan sederhana ini dapat memotivasi kita sekalian dan dapat mendorong saudara kita lainnya untuk lebih memperhatikan shalat lima waktunya agar dihari akhir kehidupan kita mendapatkan manfaat shalat yang telah ditentukan allah swt,amin amin ya rabbal alamin

Kaya dengan sedekah

Sejak Taman Kanak Kanak sudah diajarkan oleh guru mengenai logika matematika sederhana. Misalnya bahwa dua apel dikurang satu apel sama dengan satu apel. Lalu jika satu apel sisa digigit bersama-sama dengan teman-teman yang lain hingga habis maka apelnya akan tidak bersisa alias nol.
Nol sama dengan tidak ada, hilang, hangus selamanya.. dan kita tidak memiliki apa apa. Jadi, secara logika, bila punya satu apel, bila diberikan pada orang lain akan habis… maka bila punya satu apel lebih baik dimakan sendiri saja lebih enak ya? atau beli satu apel lagi, lumayan perut agak terisi.

Lalu bagaimana logika matematika menghitung isi sebuah hadist ini?:
“ Harta itu sungguh tidak berkurang dengan sedekah “
( HR. Muslim dan Tirmidzi )

Secara logika: Apel=harta dan jika diberikan pada orang lain maka tidak berkurang?
Eit! Jangan berharap jika mengejapkan mata maka apel tersebut akan tetap menjadi UTUH di atas telapak tangan kita setelah kita memakannya habis beramai-ramai..(anak kecil mesti diajarkan hal ini)


Allah sungguh tak pernah Ingkar janji. Hadist diatas jangan dihitung berdasarkan logika manusia semata. Janji Allah pasti terjadi. Pengalaman telah memberikan pengertian kepada saya, bahwa dengan bersedekah atau memberi kepada orang lain (bisa berupa materi maupun immateri) meskipun tak seberapa, dapat kembali menjadi berlipat ganda dan pasti datang pada waktu yang tepat. Bahwa sedekah yang telah dikeluarkan akan memberikan balasan sesuai niat dan tujuan hati saat tangan diatas. Bahkan pemberian pada binatang pun seperti misalnya kucing, dengan niat hati yang tulus maka pemberian itu tidak pernah sia-sia. Harta yang semula tak seberapa tidak pernah berkurang bahkan subhanallah..selalu bertambah. Jangan pernah ragu..(menjadi pengingat untuk saya juga). Karena di dalam harta kita terdapat hak orang lain…

Niat tulus? Seperti apa? (hal ini pernah saya tanyakan pada diri sendiri bahkan sampe cari dikamus).. niat tulus adalah kekuatan dalam hati untuk membantu, memberi tanpa meminta balasan dari yang kita beri. Sehingga setelah sedekah diberikan bisa jadi dalam beberapa menit bisa melupakan pemberian tersebut seberapa besarnya pun (hal ini saya masih belajar), dan tidak menceritakannya pada orang lain (untuk menjaga hati yang kita beri…)
Sudah tak terhitung berkali kali Allah memberikan balasan berlipat lipat atas pemberian tak seberapa, namun JanjiNya tak akan pernah lalai..Syukron yaa Rabb..Padahal saya sendiri masih banyak kelalaian pada perintah Nya..

MEMBELANJAKAN HARTA DI JALAN ALLAH SWT
Membelanjakan harta di jalan Allah SWT (kita kenal istilah, fisabilillah) adalah satu dari ciri-ciri utama orang-orang mukmin sejati. Dalam hal ini, Allah SWT tidak sekedar memerintahkan melainkan juga memberi motivasi begitu indah, agar kita tergerak untuk melaksanakannya. Sebagai contoh motivasi yang diberikan, salah satunya terdapat didalam Surat Al-Baqarah Ayat 265.

Perumpamaan mereka yang membelanjakan hartanya demi mendapat ridha Allah dan meneguhkan (keimanan) jiwanya adalah bagaikan sebidang kebun ditempat yang tinggi. Ketika ditimpa hujan lebat maka hasil buahnya duakali lipat banyaknya. Jika hujan lebat tidak turun maka hujan gerimispun telah mencukupi. Dan Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

Berbicara soal membelanjakan harta fisabilillah tampaknya mudah. Namun demikian, diperlukan kemauan yang cukup kuat untuk melakukannya. Maka dari itu, membelanjakan/menafkahkan (ber-infaq) harta di jalan-Nya dapat memperkuat jiwa dan akhlaq orang yang melakukannya. Lebih jauh lagi, sekecil apapun infaq yang disisihkan dengan penuh ikhlas sudahlah mencukupi untuk meraih ganjaran/balasan yang besar dari Allah SWT.
Dorongan atau motivasi yang diberikan dengan cara lain oleh Allah SWT kepada kita, terdapat didalam Surat Al-Hadid Ayat 7,


Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan infaqkanlah sebagian harta yang Allah telah menjadikanmu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan berinfaq, bagi mereka itu ada ganjaran yang besar.

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa apapun yang kita miliki, sebelumnya telah pernah dimiliki oleh orang lain. Begitu pula nantinya apa yang kita miliki akan berpindah kedalam kepemilikan orang lain. Begitulah, kita adalah pengelola sementara atas harta itu, dengan kata lain peran kita hanyalah sebagai pemegang amanat. Maka dari itu, kita tidak perlu ragu-ragu dalam membelanjakan sebagian harta yang mana sifat kepemilikan kita atasnya hanyalah sementara. Selanjutnya, dengan ayat ini menjadi jelaslah bagi kita bahwa hanya mereka yang beriman dan menafkahkan hartanya di Jalan Allah SWT sajalah yang kelak akan memperoleh ganjaran yang besar dari Allah SWT. Adapun bagi orang-orang yang tidak beriman, yang membelanjakan hartanya untuk keperluan sosial, kelak di Hari Pembalasan tidak ada balasan baginya atas kebajikan yang telah ia lakukan itu, walaupun di dunia ini beberapa bentuk penghargaan bisa saja diperolehnya.

Allah SWT berfirman didalam Surat Al-Hadid Ayat 10,

Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah? Padahal Allah-lah yang mempusakai (memiliki) langit dan bumi.
Pada ayat ini juga terkandung petunjuk dan dorongan untuk membelanjakan sebagian harta di jalan Allah SWT. Dorongan itu berupa ajakan untuk merenungi, adakah diantara kita yang memiliki sebagian dari langit? Tentu tidak! Sesungguhnya hanya kepunyaan Allah SWT sajalah seluruh langit itu. Demikian pula dengan apa saja yang di bumi ini semuanya milik Allah SWT, walaupun seringkali kita terbiasa salah-ucap mengatakan, “ mobil saya, rumah saya, ataupun, ini balai pengobatan saya.” Maka dengan firman-Nya yang merangkai kata langit dan bumi, Allah SWT menerangkan kepada kita bahwa, sebagaimana halnya apapun yang di langit adalah milik-Nya demikian pulalah dengan apa-apa yang ada di bumi juga milik Allah SWT. Maka tak perlu kita ada keengganan untuk menafkahkan di jalan Allah SWT, harta yang sejatinya adalah milik Allah SWT. Maka dari itu Allah SWT pun mengundang kita didalam Surat Al-Hadid Ayat 11,
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan ia akan memperoleh pahala yang banyak.

Apakah yang dimaksud dengan pahala/ganjaran yang besar atau pahala yang banyak? Ini dapat secara baik kita pahami dengan menilik Ayat ke-36 dari Surat An-Naba berikut ini.

Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.
Ganjaran Surga jauh melampaui balasan yang patut kita terima atas perbuatan baik yang telah kita lakukan. Jadi, sebagai tambahan dari balasan itu, Allah SWT juga memberikan hadiah yang cukup banyak. Besarnya hadiah ini tergantung kepada keikhlasan dan niatan perbuatan kebajikannya. Itulah yang disebut oleh Allah SWT sebagai pahala yang banyak atau pahala yang besar di berbagai ayat didalam Al-Qur’an. Demikianlah kita akan memperoleh balasan dari Allah SWT, atas harta yang kita pergunakan fisabilillah sesuai dengan niat dan kadar keikhlasan kita pada saat melakukannya.

Anas RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika seseorang memiliki satu lembah emas, ia takkan pernah merasa puas. Ia akan menginginkan satu lagi lembah penuh emas untuk dimilikinya. Padahal sesungguhnya hanya debu-kuburlah yang bisa memenuhi/memuaskan mulut seseorang.” (Bukhari)

Ubai bin Ka’ab mengatakan bahwa hadits ini begitu sering dibaca-ulang, sampai-sampai kami menyangka itu adalah ayat-ayat Al-Qur’an sehingga Allah SWT mewahyukan Surat At-Takatsur Ayat 1~8.

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. Niscaya kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin (yakin sebab melihat sendiri), kemudian kamupun pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).


Ibnu Umar meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan sabda beliau kepada para sahabat, “Dapatkah kamu membaca seribu (1000) ayat Al-Qur’an setiap hari?.” Para sahabat pun berkata, “Siapakah dari kita yang sanggup melakukannya!?.” Rasulullah pun bersabda, “Adakah kamu tak dapat membaca Surat At-Takatsur.” (Al Hakim dan Al Baihaqi)


Dengan demikian berarti bahwa kandungan pesan didalam Surat At-Takatsur itu setara dengan seribu ayat. Adalah kenyataan bahwa kelemahan manusia itu adalah menumpuk-numpuk dan terus menambah harta dalam genggamannya hingga maut menjemput. Sungguhpun demikian, ada kewajiban orang beriman untuk membayar zakat (maal) sebesar 2.5 % (dua setengah persen) dari hartanya. Perlu diingat juga bahwa Allah SWT sering kali menyebutkan perintah Zakat langsung mengikuti perintah Shalat didalam Al-Qur’an. Dengan kata lain, Tidak diterima Allah SWT shalat seseorang sehingga ia bayarkan kewajiban zakatnya. Khalifah Abu Bakar RA adalah sahabat yang terbaik pemahamannya dalam hal zakat. Beliau menugaskan pasukan untuk memerangi mereka-mereka yang menolak membayar zakat walaupun mereka itu masih mengerjakan shalat dan menunaikan puasa.


Allah SWT berfirman didalam Surat Al-Muzammil Ayat 20:

Dan dirikanlah shalat dan bayarlah zakat, dan pinjamkanlah kepada Allah pinjaman yang baik.
Pada ayat ini, Selain memerintahkan kita untuk membayar zakat, Allah SWT juga menganjurkan kita untuk dengan ikhlas menambah lagi belanja kita di Jalan Allah SWT. Ciri-ciri orang yang sungguh-sungguh mukmin banyak disebutkan di berbagai ayat didalam Al-Qur’an. Misalnya, didalam Surat Adz-Dzariat Ayat 17~19 Allah SWT berfirman,
Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam; Dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan yang tidak mendapat bagian (tidak meminta).
Begitupun didalam Surat Al-Ma’arij Ayat 24, 25; Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang yang didalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)

” Bagian tertentu” yang dimaksud didalam ayat ini adalah bagian yang telah ditetapkan untuk sepanjang masa oleh Allah SWT dalam bentuk zakat yakni sebesar 2,5 % (dua setengah persen) dari harta kekayaannya. Tersebut pula didalam firman Allah SWT Surat Al-Insaan Ayat 8 & 9,

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Terkadang kita heran, mengapa Allah SWT menakdirkan Nabi Muhammad SAW terlahir dalam keadaan yatim. Tentunya hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui secara sempurna tentang hal ini. Mungkin saja, salah satu alasan adalah Allah SWT berkehendak menanamkan di masa kecil Rasulullah SAW bagaimana rasanya hidup sebagai anak yatim, karena ini merupakan latihan penting bagi beliau yang dikemudian harinya diangkat oleh Allah SWT sebagai Rahmatan lil ‘Alamin (sebagai rahmat bagi alam semesta).


Bimbingan dan Petunjuk Allah SWT berpengaruh amat seketika terhadap para sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai contoh, perhatikanlah firman Allah didalam Ayat ke 92 dari Surat Ali ‘Imran berikut ini.

Tidaklah sekali-kali kamu sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.

Begitu mendengar turunnya ayat ini, Abu Thalhah RA bergegas mendatangi Rasulullah SAW untuk menyerahkan kebunnya yang terbaik, disumbangkan untuk kepentingan Sabilillah. Begitu pula dengan Zaid bin Haritsah RA, ia segera menyerahkan kuda terbaik yang dimilikinya.

Saya berdo’a semoga Allah SWT memberikan kemampuan kepada kita untuk membayar Zakat dan mengeluarkan sedekah secara tulus-ikhlas dan teratur dari waktu ke waktu. Amiin.

... Kisah Sedekah kepada Kucing ...

  • AIkisah, sepasang suami-istri dikaruniai seorang anak pada tahun pertama masa pernikahannya. Tentu saja, mereka sangat gembira dengan anugerah Allah tersebut karena memiliki anak termasuk salah satu harapan besarnya. Akan tetapi, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Allah Swt. berkehendak menimpakan penyakit aneh kepada sang anak yang masih bayi itu. Berbagai ik...htiar pengobatan telah dilakukan kedua orang tuanya. Namun, pengobatan seakan takberdaya untuk menyembuhkannya, keadaan sang Anak se-makin memburuk.

    Tidak hanya keadaan anaknya yang semakin memburuk, keadaan ibu-bapaknya pun menjadi buruk akibat kesedihan dan besarnya energi yang dikeluarkan untuk mengobati anak semata wayangnya itu. "Perasaan buruk itu menyeruak di dalam hati karena kami merasa takberdaya memberikan pengobatan bagi penderitaan anak kami," ujarnya.

    Ketika kondisi sang Anak sudah sangat mengkhawatirkan, ada seseorang yang menunjukkan kepada pasangan muda ini seorang dokter yang berpengalaman dan terkenal. Mereka pun segera mendatangi dokter tersebut. Saat tiba di tempat praktik dokter itu, demam anaknya semakin tinggi.

    Dokter itu pun berkata, "Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, kemungkinan besar dia akan meninggal esok hari."

    Keduanya kembali bersama sang Anak dengan kegelisahan yang memuncak. Sakit menyerang tubuh sang Ayah memikirkan anaknya hingga kelopak matanya takmampu terpejam tidur malam hari.

    Untuk menenangkan diri, dia pun segera shalat dan memohon jalan terbaik kepada Allah. Setelah selesai shalat, dia langsung pergi dengan wajah bermuram durja meninggalkan istrinya yang menangis sedih di dekat kepala anaknya.

    Ayah muda ini terus berjalan di jalanan dan tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk anaknya. Tiba-tiba, dia teringat pada sebuah hadits Rasulullah saw. tentang sedekah yang berbunyi, "Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah."

    Namun, dia bingung, siapa yang harus dia temui pada waktu malam seperti ini. Dia bisa saja mengetuk pintu seseorang dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan dikatakan oleh tuan rumah kepada dia jika dia melakukan itu?

    Dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba, ada seekor kucing kelaparan yang mengeong di kegelapan malam. Dia pun segera teringat pada pertanyaan seorang sahabat kepada Rasulullah saw, "Apakah berbuat baik pada binatang kami ada pahalanya?"

    Rasulullah menjawab, "Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya." (HR Al Bukhari dan Muslim)

    Tanpa pikir panjang, dia pun segera kembali ke rumah, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.

    Dia menutup pintu belakang rumahnya. Suara pintu itu bercampur dengan suara istrinya yang bertanya, "Mengapa kamu telah kembali dengan cepat?" dia pun bergegas menuju ke arah istrinya dan mendapati wajah sang Istri telah berubah. Dari permukaan wajahnya, terlihat raut kegembiraan.

    Wanita muda itu berkata, "Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam keadaan duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan. Dalam tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba, ada seekor burung hitam yang sangat besar dari langit yang terang hendak menyambar anak kita untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Tiba-tiba, muncul seekor kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya terlibat perkelahian sengit. Aku tidak melihat kucing itu lebih kuat daripada burung itu karena si burung badannya gemuk. Namun, akhirnya burung elang itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu ketika datang tadi."

    Mendengar cerita istrinya, dia hanya tersenyum. Melihat suaminya, sang Istri menatap ke arahnya dengan terheran-heran.

    Keduanya lalu bergegas mendekati anaknya. Dilihatnya demam sang Anak sudah mereda dan matanya sudah mulai terbuka. Esok harinya, sang Anak sudah mau makan dan sehat seperti sedia kala.

    Subhanallah ...

    " Janganlah membuatmu putus asa dalam mengulang-ulang doa ketika Allah menunda ijabah doa itu. Dialah yang menjamin ijabah doa itu menurut pilihan-Nya kepadamu, bukan menurut pilihan seleramu. Kelak, pada waktu yang dikehendaki-Nya, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki. " (Ibnu Atha'ilah)

Tuesday 29 October 2013

KISAH NABI MUSA MENAMPAR MALAIKAT




Kisah Islamiah malam ini sangat menarik untuk
dibaca dan sekaligus sebagai renungan malam.
Sungguh yang demikian ini mungkin hanya bisa
dilakukan oleh kekasih Allah SWT semata
menurut admin.
Nabi Musa as pernah berseteru dengan malaikat
Maut yang menyamar sebagai manusia. Pada
saat itu, Malaikat Maut yang hendak mencabut
nyawa Nabi Musa as, ditampar hingga kedua
mata malaikat itu buta.
Berikut ini Kisahnya.
Pedoman kisah dari kitab karya Imam Bukhari
tentang kisah akan wafatnya Nabi Musa as.
Diceritakan bahwa pada suatu saat Malaikat Maut
mendatangi Nabi Musa as.
“Wahai Nabiyulah, penuhilah panggilan Rabb-
Mu,” kata Malaikat Maut yang menyamar sebagai
manusia biasa.
Ketika mendengar perkataan tersebut, Nabi Musa
as tiba-tiba saja menampar malaikat Maut itu
hingga kedua matanya buta. Malaikat Maut itu
kebingungan dan akhirnya kembali lagi
menghadap kepada Allah SWT.
“Ya Allah, Engkau telah mengutusku kepada
seorang hamba yang tidak menginginkan
kematian,” kata Malaikat.
Malaikat Yang Menyerupai Manusia.
Setelah kejadian itu, kemudian Allah SWT
mengembalikan penglihatan malaikat tersebut dan
menyuruhnya untuk kembali menemui Nabi
Musa as.
Dengan perantaraan malaikat tersebut, Allah SWT
meminta Nabi Musa as jika ingin menunda
kematian, ada syarat yang harus dipenuhi.
“Wahai Nabiyullah, Allah SWT telah menyuruhku
agar menyampaikan berita ini. Kalau engkau ingin
menunda kematian, maka engkau harus
meletakkan tanganmu di punggung sapi jantan,
kemudian sejumlah bulu yang tertutupi tangan itu
engkau akan diperpanjang umurnya selama 1
tahun,” kata Malaikat Maut.
“Wahai malaikat, kemudian apa setelah hitungan
itu?” tanya Nabi Musa as.
“Kemudian kematian,” jawab malaikat.
Mendengar penjelasan itu, Nabi Musa as memilih
untuk tidak menunda kematian.
“Maka sekarang saja kematianku datang tanpa
diundur lagi,” ujar Nabi Musa as.
Selanjutnya Nabi Musa as berdoa kepada Allah
SWT untuk mendekatkan dirinya kepada Tanah
Suci (Baitul Maqdis) sejarak lemparan batu. Di
tempat itulah Nabi Musa as meninggal dunia.
Hadits Nabi tentang Wafatnya Nabi Musa as.
Mengenai tempat wafatnya Nabi Musa as
tersebut, dalam sebuah hadits, Rasululah SAW
bersabda,
“Seandainya aku di sana (Baitul Maqdis), maka
sungguh akan aku perlihatkan kepada kalian
kuburan Musa as, yaitu di sebelah jalan di
gundukan pasir merah.”
Menurut Ibnu Hibban mengenai Tamparan
Nabi Musa kepada Malaikat Maut .
Mengenai kisah itu, Ibnu Hibban menjelaskan
bahwa pada saat Nabi Musa as menampar wajah
malaikat maut, Nabi Musa as tidak mengenali
malaikat yang tengah berwujud sebagai manusia
itu.
Malaikat maut itu berwujud sebagai manusia
yang tidak dikenal oleh Nabi Musa as. Malaikat itu
memasuki rumah Nabi Musa as tanpa permisi
lagi.
Karena kedatangannya kepada sang Nabi dalam
wujud yang tidak dikenal, dari itu maka Nabi
Musa as menampar sang malaikat hingga keuda
matanya buta.
Menurut Imam Al-Qurthubi.
Dalam kitabnya at Tadzkirah fiiAhwaalil Mautaa wa
Umuuril Aakhirah, kebutaan yang dialami oleh
malaikat maut tersbut bukanlah dalam arti yang
sebenarnya. Hal senada juga dikatakan oleh Ibnu
Mahdi ra.
Malaikat diberi kemampuan untuk berwujud apa
saja yang dikehendaki Allah SWT.
Maka sepertinya Nabi Musa as menamparnya
sewaktu malaikat menyamar sebagai wujud yang
lain, karena setelah itu Nabi Musa as dapat melihat
malikat tersebut bermata.
Wallahu A’lam

AMALAN DOA PENDEK PENGUSIR JIN




berdasarkan kisah di dalam Al-Quran, jin juga telah membuat Nabi Ayyub menjadi sangat menderita di masa lalu dan melalui pembacaaan doa-doa permohonan yang terus –menerus. Dan  nabi Ayyub berhasil menyelamatkan dirinya dari penindasan setan dari kalangan jin itu.
Ayat Kursi (Al-Baqarah:255) dan Qul A’udzu (Katakan: Aku berlindung, [dalam surat al-Falaq dan an-Nas]) telah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk mengangkat ruh mereka ke tingkat-tingkat kesadaran yang lebih tinggi sehingga mereka dapat dengan mudah melindungi diri mereka dari gangguan Jin.
DOA MOHON PERLINDUNGAN

رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ  | رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِوَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ | وَحِفْظاً مِّن كُلِّ شَيْطَانٍ مَّارِدٍ
Rabbi Annii Massaniya as-SYaithoonu binusybin Wa Adaba, Rabbi A’udzu bika min Hamazaati-s-Syayaathiini, Wa A’udzu bika Rabbi an Yakhdurun. Wa khifzhon min kulli Syaithoonin Maarid.   (Q.S. Shaad:41; al-Mu’minuun:97-98; Shaffaat:7)
Artinya :
“Sesungguhnya, aku diganggu setan dengan penuh ketidaknyamanan dan penderitaan!(41). Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan-setan(97). Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku(98)…dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang paling durhaka.
Efek jika doa ini diarahkan pada orang-orang yang berada dalam pengaruh kuat jin
Jika Anda membaca doa permohonan ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh setan , maka akan Anda lihat kemudian jin-jin yang mengontrol mereka tidak punya pilihan lain selain menghindar dan menjauh .
Jika tidak, orang yang terlibat (dikuasai jin) itu akan menjadi basah kuyup oleh derasnya keringat yang bercucuran, merasa tidak nyaman dan sangat menderita dan dia akan kehilangan kekuatan artikulasi (pengucapan). Pada saat dia hendak berbicara, dia malah akan berkomat-kamit menggumamkan kata-kata yang tidak jelas atau tidak ada maknanya sama sekali.
Efek pembacaan doa ini jika diarahkan terhadap diri sendiri
Jika seseorang membaca doa ini untuk kepentingan melindungi diri sendiri, maka setelah mendzikirkannya/membacanya sebanyak puluhan kali bahkan lebih (sebanyak dan semampunya), dia kemudian akan menjadi sangat tegang dan merasakan suhu tubuhnya naik. Selanjutnya, dia merasa sangat mengantuk, dan sebagai akibatnya, dia menghentikan dzikirnya jika tidak kuat menahan godaan.
Atau ada kemungkinan lain, seperti dia akan menampilkan tindakan-tindakan liar dan kasar. Ini karena dia berada dalam pengaruh jin yang mengirim impuls-impuls (rangsangan untuk bertindak) ke otaknya dan menghendaki dia agar berhenti membaca doa sehingga dia akan menghentikan tindakan ini sepenuhnya.
Namun, jika orang ini tetap terus bisa menyadarkan dirinya dan meneruskan doanya, semua pengaruh (jin) ini akan berkurang dan orang itu akan merasa rileks, jadikan amalan rutin hingga gangguan jin itu hilang sama sekali.
Nah, selamat mencoba.

Melazimi 7 Zikir Pembuka Pintu Rezeki


1. Memperbanyak Membaca “La hawla Wala Quwwata Illa billah “
    Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak
    mengucapkan “La hawla Wala  Quwwata Illa billah ( HR. At Tabrani )

2. Membaca ” La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin”
    Barangsiapa setiap hari membaca La ilaha illallahul malikul haqqul mubin maka
    bacaan itu  akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa
    takut dalam kubur  (HR. Abu Nu’aim dan Ad Dailami).

3. Melazimkan BerIstighfar
    “Barangsiapa melazimkan beristighfar niscaya Allah akan mengeluarkan dia dari
     segala kesusahan dan  memberikan rezki dari arah yang tidak diduga-duga”
     ( HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah )

4. Membaca Surat Al-Ikhlas
    “Barangsiapa mmbaca Surat Al Ikhlas ketika masuk rumah maka berkah bacaan
     menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya ( HR. AtTabrani )

5. Membaca Surat Al-Waqiah
    “Barangsiapa mmbaca surat AlWaqiah setiap malam, maka tidak akan ditimpa
      kesempitan hidup"  (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab AlIman)

6. Memperbanyak Selawat Atas Nabi
    “Ubay Bin Ka’ab meriwayatkan , bila telah berlalu sepertiga malam,
     Rasulullah Salallahu’alaihiwassalam berdiri seraya bersabda : “Wahai Manusia
     Berdzikirlah mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan
     (sangkakala kiamat) pertama, kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang
     kematian dan segala kesulitan didalamnya”

7. Membaca Subhanallah wabihamdihi Subhanallahil adziim
    …dari setiap kalimat itu seorang malaikat yg bertasbih kepada Allah Ta’ala
    sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu”
    (HR. Al-Mustagfiri dalam Ad-Da’awat)

Ada 3 Hal yang Menimpa umat Rosulullah SAW di Akhir Zaman

"saya'ti zamanii a'la ummatii yafirruna minal ulama wal fuqoha fayabtaliyahum bi tsalatsati baliyatin awwaluha yarfa'ullaha min kasbihim wa tsani yusalith bisultonan dzoliman wa tsani yakhruju minaddunya bi ghoiri iman . ( al-hadist aw kama qola rasulallah saw)

Hadist ini di kutip dari kitab "NASHOIHUL IBAD" bahwasannya Baginda Rasul Bersabda:

Akan datang(asal mula kata ya'ti fiil mudhori' terdapat sin tanpis didalamnya jadi maknanya akan datang tidak akan lama sin tanpis ini menunjukan makna zaman yg akan datang tapi tidak akan lama)suatu zaman kepada umatku kabur dari pada ulama dan ahli2 fiqih(maksudnya jauh,atau menghindar dari ulama/tak menjalankan syari'at),maka Allah menurunkan balahi-balahi/bencana/musibah dengan tiga balahi ,
1. diangkatnya/dihilangkan keberkahan kasabnya/usaha/kerjaan.
2.akan di pimpin oleh peminpin yang dzolim
3. keluar dari dunia ini/meninggal tanpa membawa iman (nau'dzubillahi min dzalik)

NB:
Mudah2an kita semua khususnya saya dan umumnya yg tahu akan hadist ini dan juga yang baca hadist ini terhindar dari yg 3 hal tersebut.Dan selalu menjalankan syari'at supaya kita semua di golongkan hamba2 Allah yg bertaqwa(menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya).Mustahil kita bisa menjalankan ketaqwaan kepada Allah swt tanpa didasari dengan ilmu ,untuk itu marilah kita sama2 senantiasa menambah2 pengetahuan agama supaya bisa menerangi jalan dan jika jalan itu terang maka kita tak akan tersesat, belajar agam dengan kita mempunyai guru baik itu seorang kyai,ajengan,abuya,atau ustadz tidak bisa kita otodidak mengenai masalah agama dengan kedekatan kita dengan alim ulama maka insya allah keberkahan selalu bersama kita.

yang saya takutkan mungkin saat inilah zaman yg di maksud Rasulallah saw jika dilhat dari keadaan negeri ini bangsa ini banyak pemimpin2 yang dzolim pejabat2 yg korupsi .
sebab apa yg di katakan Rasul itu benar adanya Rasul mempunyai sifat ASSHIDDIQ=BENAR/JUJUR dan mustahil BERDUSTA.

TINGKATAN-TINGKATAN HAMBA ALLAH TINGKATAN HAMBA ALLOH SWT

Setiap manusia yang beriman kepada Alloh SWT pasti menginginkan disebut sebagai hamba Alloh yang mengabdikan dirinya kepada Alloh dengan cara beribadah kepadaNya, yakni melaksanakan perintahNya dan menjauhi apa yang dilarangNya.

Tingkatan seorang hamba dihadapan Alloh menurut tinjauan ilmu Tashowuf ada lima tingkatan yaitu:

1.

Ghofil (Ghofilin), yaitu orang yang beribadah kepada Alloh sambil ghoflah hatinya tidak ingat kepada Alloh, hatinya tidak ikut beribadah, tidak merasa dilihat oleh Alloh, melainkan asik mengikuti perasaan yang ada. Sementara anggota badannya menghadap dalam pengabdian kepada Alloh, sedangkan hatinya mengembara ke segala arah, ingat itu, ingat ini, misalnya tubuh bersujud sementara hati berada di kantor atau di pasar sedang melayani pelanggan.

2.

Murid (Muridin), Yaitu seorang hamba yang sedang meniti jalan kepada Alloh (Amaliyah), baik berupa ibadah mahdloh maupun ghoir mahdloh, yakni beribadah dengan cara meniti perintah Alloh dan menghindari segala apa yang dilarang oleh Alloh dengan harapan mendapatkan keridloan dari Alloh SWT, singkatnya, adalah hamba yang senantiasa mengusahakan dirinya selalu berada dalam hal fardlu atau sunnah paling tidak ada dalam mubah, tidak melihat bentuk pekerjaan baik itu Pedagang, Petani, Guru atau Pemimpin dan lain sebagainya. Semua bentuk pekerjaan itu dikaitkan kepada mardlotillah, kalaulah selesai mengerjakan pekerjaan itu juga di kembalikan kepada Alloh.

"Maka ketika telah selesai dari suatu pekerjaan, maka kembalilah kepada Alloh, dan hanyalah kepada tuhanmu kamu mengharap." (QS:Al-Insyiroh : 6-7)

Orang yang telah menginjak level/tingkatan Muridin, menurut kitab Sulam Taufiq sudah dikatakan waliyullah, sebab yang dinamakan wali adalah :

"Orang yang terus-menerus Taat", yang tidak pernah putus beribadah kepada Alloh, baik ibadah mahdloh atau goir mahdloh.

Orang yang sudah berada dalam tingkatan Muridin pasti akan dibukakan jalan oleh Alloh, yaitu jalan untuk menuju kebahagian dunia dan akhirat, sebagaimana janji Alloh dalam dalam surat Al-Ankabut : 69.

"Dan adapun orang-orang yang berjihad dijalan kami, maka kami akan menunjukan kepadanya jalan-jalan kami , dan sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang baik."

3.

Salik (Salikin), yaitu orang yang sedang beribadah kepada Alloh, baik ibadah mahdloh atau ghoir mahdloh, tak ada bedanya seperti muridin, hanya saja salikin ini mengharap diberi kema'rifatan, ingin bisa ma'rifat kepada Alloh, ya'ni orang yang sedang berjalan/berusaha menuju kema'rifatan kepada Alloh dengan jalan Taqorrub, yaitu melaksanakan perintah Alloh dan menjauhi larangan Nya. Pendek kata, ibadahnya orang Salikin ingin mendapatkan kema'rifatan, oleh karena itu ia selalu sibuk dan berusaha utuk mendapatkan kema'rifatan, dengan cara bayak berdzikir, baik :

· · Dzikir lisan saja.

· · Dzikir lisan dengan hatinya.

· · Dzikir hatinya saja.

· · Dzikir jiwanya.

· · Dzikir hati sanubarinya.

Tetapi seseorang tidak bisa mencapai maqom salikin kalau belum benar dalam Muridin, sebab bisa tercapai maqom salikin kalau sudah sempurna syariatnya dan siap ilmunya, lalu ia mengusahakan dirinya mencapai kema'rifatan. Kalaupun seseorang bersikeras ingin mendapatkan kema'rifatan tanpa menyiapkan ilmunya walaupun syariatnya dilaksanakan dengan sempurna, maka ia tidak akan mencapai kema'rifatan dan tak akan diberikan.

4.

Washil (Washilin), yaitu : orang yang sudah sampai ke tingkatan Ma'rifat, baik dengan menggunakan jalan syari'at menuju kema'rifatan seperti halnya Muridin, atau tidak, seperti mendapatkan kema'rifatan melalui Tanazzul (langsung diberi kema'rifatan tanpa mengusahakan). Oleh karena sinar kema'rifatan yang sudah di miliki dengan sempurna, maka hatinya bulat bahwa beribadah hanya karena Alloh, tak ada maksud dan tujuan selain mendapat Mardlotillah.

5.

Arif (Arifin), yaitu : orang yang sudah ma'rifat dan lupa akan syari'at, atau dengan kata lain sudah Mahjub.

Adapun perbedaan 'Arif dan Washil yaitu : Wasil walaupun ia telah mencapai kema'rifatan tapi ia tidak menghilangkan syari'at, dirinya masih tetap menjalankan syari'at. Adapun 'Arif mencapai maqom ma'rifat tapi lupa akan syari'at, saking tingginya sinar kema'rifatan hingga ia tak bisa melihat makhluq, yang tercipta dan terbayang hanyalah Kholiq, adapun makhluq tidak terperhatikan, perasaannya di dunia ini tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya dan Alloh.

Orang yang seperti ini disebut wali majdub, yang prilakunya bukan untuk ditiru oleh manusia biasa, ucapannya bukan untuk diikuti, sabab sudah tidak terkendalikan okeh hukum, tapi bukan berati salah tapi sudah berbeda maqom dan kedudukannya, kalaulah diberi langsung oleh Alloh menjadi Majdub itu baik, tapi kalau mengusahakan diri itu haram.

DZIKIR ASMAUL HUSNA DAN MANFAATNYA




BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


1. AR RAHMAAN = MAHA PENGASIH
Jika kita membaca Yaa Rahmaan sebanyak seratus kali, yaitu setiap usai mengerjakan shalat fardu. Dengan seizin Allah kita akan memiliki ingatan yang kuat, pengetahuan yang cemerlang, dan terhindar dari hati yang keras. Wallaahu’alam.

2. AR RAHIIM = MAHA PENYAYANG
Barangsiapa membaca Yaa Rahiim seratus kali seusai shalat subuh, dengan seizin Allah, setiap orang akan bersahabat dan baik kepadanya. Dan bila dibaca tujuh kali maka ia akan berada dalam naungan Allah. Kemudian bila setiap usai shalat fardu dibaca seratus kali maka Allah akan mengasihinya. Wallaahu’alam.

3. AL MAALIK = MAHA RAJA
Perbanyaklah membaca Yaa Maalik. Dengan seizin Allah, kita akan diberi kekuatan, kekuasaan, kebesaran, serta kepemilikan atas segala sesuatu. Orang-orang akan memberlakukan kita dengan baik dan penuh hormat. Wallaahu’alam.

4. AL QUDDUUS = MAHA SUCI
Bila Yaa Qudduus dibaca seratus kali setiap hari, dengan seizin Allah, hati orang yang membacanya akan terbebas dari rasa gundah dan gelisah. Orang yang setiap hari rutin membaca zikir ini akan mendapat kejernihan hati yang sempurna. Wallaahu’alam.

5. AS SALAAM = MAHA PEMBERI KEDAMAIAN
Apabila Yaa Salaam dibaca sebanyak 160 kali untuk orang yang sakit, dengan seizin Allah, orang yang sakit tersebut akan segera disembuhkan dari penyakitnya. Sering mengucapkan bacaan ini juga akan mendatangkan cinta dan keselamatan serta keamanan dari segala macam bencana. Wallaahu’alam.

6. AL MU’MIN = MAHA PEMBERI KEAMANAN
Barangsiapa sering membaca Yaa Mu’min, dengan seizin Allah, ia akan terbebas dari segala macam gangguan yang mungkin menghadangnya. Wallaahu’alam.

7. Al MUHAIMIN = MAHA MEMELIHARA
Barang siapa membaca Yaa Muhaimin dalam kondisi suci (wudhunya belum batal), dengan seizin allah, batinnya bakal memancarkan cahaya. Dan barang siapa melafalkan bacaan ini 125 kali, Insya Allah, hatinya akan menjadi jernih. Ia akan menemukan rahasia dan hakikat dari setiap kejadian. Wallaahu’alam.

8. AL ‘AZIIZ = MAHA PERKASA
Seseorang yang mengamalkan bacaan Yaa ‘Aziiz sebanyak empat puluh kali setiap usai shalat subuh selama empat puluh hari, dengan seizin Allah, dirinya tidak akan bergantung kepada orang lain. Dana barang siapa yang setiap hari setelah terbitnya fajar melafalkan bacaan ini 94 kali, maka Insya Allah, ia akan dianugerahi kewibawaan. Wallaahu’alam.

9. AL JABBAAR = MAHA PEMAKSA
Siapa saja yang sering membaca bacaan Yaa Jabbaar, dengan seizin Allah, ia tidak akan dipaksa oleh siapapun untuk melakukan perbuatan yang tidak ia inginkan. Ia akan terlindung dari berbagai bentuk kekerasan, kekejian, dan kekejaman. Wallaahu’alam.

10. AL MUTAKABBIR = MAHA PEMILIK SEGALA KEAGUNGAN
Orang tua yang gemar membaca Yaa Mutakabbir berulang kali, dengan seizin Allah akan diberikan kepadanya anak-anak yang saleh. Wallaahu’alam.

11. AL KHAALIQ = MAHA PENCIPTA
Barangsiapa membaca Yaa Khaaliq berulang-ulang di malam hari, Insya Allah, Allah akan menciptakan satu malaikat yang bertugas melakukan amal kebaikan untuk orang tersebut. Di hari hisab, pahala amal kebaikan sang malaikat akan diberikan kepada orang itu. Wallaahu’alam.

12. AL BAARI’ = MAHA MENGADAKAN
Perbanyaklah membaca Yaa Baari’ untuk menambah amal kebaikan kita. Wallaahu’alam.

13. AL MUSHAWWIR = MAHA PEMBENTUK
Bila seorang ibu ingin dikarunia anak, hendaknya ia berpuasa selama tujuh hari. Lalu, setiap hari ketika hendak berbuka puasa, ia membaca Yaa Khaaliq, Yaa Baari’, dan Yaa Mushawwir sebanyak 21 kali. Setelah itu meniupkannya ke dalam segelas air. Kemudian ia berbuka puasa dengan air tersebut. Maka atas izin Allah, Allah SWT akan menganugerahinya anak. Wallaahu’alam.

14. AL GHAFFAAR = MAHA PENGAMPUN
Orang yang mengamalkan bacaan Yaa Ghaffaar berulang-ulang, dengan seizin Allah, dosa dan kesalahannya akan dihapuskan. Wallaahu’alam.

15. AL QOHHAAR = MAHA PENAKLUK
Seseorang yang membaca Yaa Qohhaar berulang-ulang, dengan seizin Allah, ia akan mendapatkan beberapa kelebihan. Jiwanya mampu menaklukkan hawa nafsu, hatinya tidak cenderung pada dunia, dan batinnya akan merasa tenang. Bacaan ini juga bisa menjaga seseorang dari kezaliman orang lain. Wallaahu’alam.

16. AL WAHHAAB = MAHA PEMBERI
Orang yang membaca Yaa Wahhaab tujuh kali setelah berdoa. Insya Allah, doanya akan terkabul. Bila mempunyai kebutuhan atau kekurangan materi, bila membaca asma ini 100 kali setelah shalat malam dalam keadaan suci selama tiga hari atau tujuh malam, maka Allah SWT akan mencukupi seluruh kebutuhannya. Wallaahu’alam.

17. AR RAZZAAQ = MAHA PEMBERI REZEKI
Orang yang sering mengamalkan bacaan Yaa Rozzaaq, dengan seizin Allah SWT pintu rezekinya akan dilapangkan oleh Allah. Wallaahu’alam.

18. AL FATTAAH = MAHA PEMBUKA PINTU RAHMAT
Barangsiapa ingin hatinya dibuka dan memperoleh kemenangan, perbanyaklah melafalkan Yaa Fattaah. Usai shalat subuh bacalah lafal ini tujuh puluh kali kemudian letakkan tangan di atas dada. Maka kegelapan yang ada di hati akan sirna. Bila dibaca rutin, lafal ini akan bermanfaat untuk memudahkan semua pekerjaan. Wallaahu’alam.

19. AL ‘ALIIM = MAHA MENGETAHUI
Barangsiapa sering membaca Yaa ‘Aliim, hatinya akan cemerlang dan mampu menyingkapkan cahaya Ilahi. Bacaan ini memiliki manfaat yang besar guna mendapatkan ilmu dan menampakkan hal-hal yang tersembunyi. Melafalkan bacaan ini sepuluh kali setiap selesai shalat, Insya Allah, akan membuka hal-hal yang ghaib. Wallaahu’alam.

20. AL QAABIDH = MAHA MENYEMPITKAN
Barangsiapa menuliskan Yaa Qaabidh di atas lima puluh makanan (buah, roti, dan sebagainya) selama empat puluh hari. Dengan seizin Allah, ia tidak akan kelaparan. Bahkan ia akan mendapatkan limpahan rezeki. Wallaahu’alam.

21. AL BAASITH = MAHA MELAPANGKAN
Barangsiapa membaca Yaa Baasith sepuluh kali di waktu fajar, setelah shalat subuh, dengan tangan terbuka (telapak tangan menghadap ke atas) lalu mengusap wajahnya dengan tangan. Maka, dengan seizin Allah, ia tidak akan bergantung kepada orang lain serta akan memperoleh kekayaan. Wallaahu’alam.

22. AL KHAAFIDH = MAHA MERENDAHKAN
Barangsiapa ingin terbebas dari kejahatan musuh, berpuasalah selama tiga hari. Kemudian pada hari keempatnya membaca Yaa Khaafidh sebanyak 70 ribu kali. Orang yang mengamalkan asma ini sebanyak tujuh puluh kali, Allah SWT akan menjaganya dari kejahatan orang-orang yang zalim. Wallaahu’alam.

23. AR RAAFI’ = MAHA MENINGGIKAN
Barangsiapa mengamalkan bacaan Yaa Raafi’ seratus kali setiap hari, siang atau malam, maka Allah akan memuliakan orang tersebut serta memberinya kekayaan dan kebaikan. Wallaahu’alam.

24. AL MU’IZZ = MAHA MEMULIAKAN
Jika Yaa Mu’izz dibaca 140 kali setelah shalat Isya, yaitu pada malam senin dan jum’at, maka Allah akan membuat hamba yang membacanya menjadi mulia dan terhormat di mata orang lain. Orang tersebut tidak akan memiliki rasa takut kepada siapapun, selain kepada Allah SWT. Wallaahu’alam.

25. AL MUDZILL = MAHA MENGHINAKAN
Barangsiapa mengamalkan Yaa Mudzill sebanyak 75 kali, Insya Allah, dirinya akan terbebas dari gangguan orang-orang yang iri padanya, serta dari orang yang berniat untuk mencelakainya. Ia akan selalu dilindungi oleh Allah SWT. Wallaahu’alam.

26. AS SAMII’ = MAHA MENDENGAR
Barangsiapa membaca Yaa Samii’ pada hari kamis, yaitu setelah shalat Zuhur sebanayak 100 kali, tanpa berbicara dengan siapapun, dengan seizin Allah, keinginannya akan dikabulkan Allah. Wallaahu’alam.

27. AL BASHIIR = MAHA MELIHAT
Barangsiapa mengamalkan Yaa Bashiir sebanyak 100 kali, yaitu antara shalat jum’at dan shalat sunah setelahnya, maka Allah akan meninggikan kedudukannya di mata orang lain. Wallaahu’alam.

28. AL HAKAM = MAHA MENETAPKAN HUKUM
Barangsiapa membaca Yaa Hakam berulang kali pada malam hari, maka dengan izin-Nya, rahasia (hal-hal yang tersembunyi) akan dinampakkan padanya. Wallaahu’alam.

29. AL ‘ADL = MAHA ADIL
Bila seseorang menuliskan bacaan Yaa’Adl di atas sekerat roti pada malam jum’at lalu memakan roti itu, maka dengan izin Allah, orang lain akan menuruti ucapannya. Wallaahu’alam.

30. AL LATHIIF = MAHA LEMBUT
Bacaan Yaa Lathiif memiliki beberapa faedah. Yaitu bisa mendekatkan kita pada hasil, menghilangkan semua rasa sakit, penyakit, dan semua kesulitan. Di saat ada bencana, kesusahan, dan kesedihan, melafalkannya dapat mendatangkan keselamatan, kebahagiaan, keamanan, dan keyakinan. Wallaahu’alam.

31. AL KHABIIR = MAHA MENGETAHUI
Seseorang yang memiliki kebiasaan buruk lalu ia membaca Yaa Khobiir berkali-kali, maka dengan seizin Allah, kebiasaan buruknya itu akan segera menghilang dari dirinya. Wallaahu’alam.

32. AL HALIIM = MAHA SABAR
Dianjurkan untuk rutin membaca Yaa Haliim 100 kali dalam sehari untuk meredakan kemarahan dan mengetahui hal-hal yang ghaib, untuk memadamkan api kemarahan dan kebodohan, serta untuk mendapatkan ketenangan hati dan terjaga dari berbagai bencana. Wallaahu’alam.

33. AL ‘AZHIIM = MAHA AGUNG
Orang yang sering mengamalkan bacaan Yaa ‘Azhiim, dengan seizin Allah, akan dihormati oleh orang lain. Wallaahu’alam.

34. AL GHAFUUR = MAHA PENGAMPUN
Orang yang terserang sakit kepala dan demam lalu ia membaca Yaa Ghofuur, maka dengan siizin Allah, ia akan sembuh dari penyakit yang dideritanya itu. Banyak mengulang-ulang asma ini juga dapat menghilangkan penyakit was-was. Wallaahu’alam.

35. ASY SYAKUUR = MAHA MENGHARGAI
Barangsiapa yang bersedih lalu ia membaca Yaa Syaakuur sebanyak 41 kali kemudian meniupkannya ke dalam segelas air dan membasuh wajahnya dengan air tersebut. Maka dengan siizin Allah, hatinya akan menjadi tentram dan tenang. Dan ia akan dapat mencukupi kebutuhannya. Wallaahu’alam.

36. AL ‘ALIYY = MAHA TINGGI
Barangsiapa kadar imannya sedang turun lalu ia membaca Yaa ‘Aliyy berkali-kali, maka dengan siizin Allah, imannya akan kembali meningkat serta peruntungannya terbuka. Dan bagi seseorang yang tengah dalam perjalanan pulang, dengan seizin Allah, ia akan sampai ke kampung halamannya dengan selamat. Wallaahu’alam.

37. AL KABIIR = MAHA BESAR
Barangsiapa ingin mendapatkan penghormatan maka bacalah Yaa Kabiir seratus kali setiap hari. Wallaahu’alam.

38. AL HAAFIIZH = MAHA MEMELIHARA
Orang yang membaca Yaa Haafiizh enam belas kali setiap hari, dengan siizin Allah, ia akan terlindung dari berbagai musibah. Jika dibaca 998 kali, ia akan terlindung dari segala macam ketakutan meski ia pergi ke tempat berbahaya. Ia juga terjaga dari bahaya tenggelam. Ucapannya akan selalu terjaga dan doanya akan cepat terjawab. Wallaahu’alam.

39. AL MUQIITU = MAHA MENJAGA
Apabila seseorang mempunyai anak dengan perangai buruk, hendaknya ia membaca Yaa Muqiit berulang-ulang lalu ditiupkan ke dalam segelas air dan meminumkannya kepada anak tersebut. Maka dengan seizin allah, anak tersebut akan berperangai baik. Wallaahu’alam.

40. AL HASIIB = MAHA MENGHITUNG
Jika seseorang takut dirampok, didengki, diganggu, atau dizalimi oleh orang lain, hendaknya mulai hari kamis ia membaca Yaa Hasiib sebanyak 70 kali siang dan malam selama tujuh hari. Dan pada hitungan ke-71 ia mengucapkan Hasbiyallaahul-Hasiib. Insya Allah, rasa takut yang ada di dalam dirinya itu akan lenyap. Wallaahu’alam.

41. AL JALIIL = MAHA LUHUR
Perbanyaklah membaca Yaa Jaliil untuk menambah amalan pahala kebaikan. Wallaahu’alam.

42. AL KARIIM = MAHA PEMURAH
Orang yang mengamalkan bacaan Yaa Kariim, dengan seizin Allah, ia akan mendapatkan kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Wallaahu’alam.

43. AR RAQIIB = MAHA MENGAWASI
Barangsiapa membaca Yaa Raqiib sebanyak tujuh kali untuk dirinya sendiri, keluarga, dan kekayaannya, dengan seizin Allah, semuanya itu akan berada di bawah perlindungan Allah. Jika bacaan ini senantiasa diamalkan maka kelalaian akan sirna dari hati. Wallaahu’alam.

44. AL MUJIIB = MAHA MENGABULKAN
Permohonan seorang hamba yang disertai dengan penyebutan Yaa Mujiib, Insya Allah, akan dikabulkan oleh Allah. Wallaahu’alam.

45. AL WAASI’ = MAHA LUAS
Barangsiapa sulit mendapatkan nafkah lalu membaca Yaa Waasi’, dengan seizin Allah, ia akan mendapatkan sumber nafkah yang layak. Wallaahu’alam.

46. AL HAKIIM = MAHA BIJAKSANA
Seseorang yang rajin membaca Yaa Hakiim dari waktu ke waktu, dengan seizin Allah, ia tidak akan mendapatkan kesulitan dalam pekerjaannya. Wallaahu’alam.

47. AL WADUUD = MAHA MENGASIHI
Bila terjadi persengketaan di antara dua orang, kemudian salah satunya membaca Yaa Waduud seribu kali pada makanan atau minuman lalu meminta orang yang bersengketa dengannya mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut, dengan seizin Allah, persengketaan mereka berdua akan selesai. Wallaahu’alam.

48. AL MAJIID = MAHA MULIA
Orang yang sering membaca Yaa Majiid, dengan seizin allah, ia akan dianugerahi kemuliaan oleh Allah SWT. Wallaahu’alam.

49. AL BAA’ITS = MAHA MEMBANGKITKAN
Membaca Yaa Baa’its berulang-ulang akan mendatangkan rasa takut kita kepada Allah SWT. Seseorang yang sebelum tidur mengusapkan tangannya ke dada dan melafalkan bacaan ini seratus kali, Allah SWT akan menghidupkan hatinya dengan cahaya makrifat-Nya. Wallaahu’alam.

50. ASY SYAHIID = MAHA MENYAKSIKAN
Orangtua yang mempunyai anak yang nakal dianjurkan untuk membaca Yaa Syahiid berulang-ulang untuk anaknya tersebut. Insya Allah, Allah akan memberikan kesalihan kepada anak itu. Wallaahu’alam.

51. AL HAQQ = MAHA BENAR
Apabila seseorang kehilangan sesuatu lalu membaca Yaa Haqq berulang-ulang, dengan seizin Allah, ia akan menemukan sesuatu yang hilang tersebut. Wallaahu’alam.

52. AL WAKIIL = MAHA MEWAKILI
Orang yang takut tenggelam, terbakar api, atau bahaya lain yang sejenis, hendaknya sering mengulang-ulang membaca Yaa Wakiil. Dengan seizin Allah, ia akan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Bacaan ini juga memiliki pengaruh yang luar biasa untuk mendekatkan kita pada apa yang diinginkan dan juga untuk memenuhi kebutuhan kita. Wallaahu’alam.

53. AL QAWIYY = MAHA KUAT
Seseorang yang tidak mampu mengalahkan musuhnya lalu mengucapkan Yaa Qowiyy dengan tujuan agar tidak dizalimi, dengan seizin Allah, ia akan terbebas dari gangguan musuhnya itu. Wallaahu’alam.

54. AL MATIIN = MAHA KOKOH
Barangsiapa yang sedang tertimpa suatu kesulitan lalu melafalkan Yaa Matiin berulang-ulang, dengan seizin Allah, kesulitannya akan sirna. Wallaahu’alam.

55. AL WALIYY = MAHA PELINDUNG
Barangsiapa sering mengamalkan Yaa Waliyy, dengan seizin Allah, ia akan menjadi kekasih atau wali Allah. Wallaahu’alam.

56. AL HAMIID = MAHA TERPUJI
Orang yang sering mengucapkan Yaa Hamiid, dengan seizin Allah, ia akan dicintai dan dihormati oleh orang lain. Wallaahu’alam.

57. AL MUHSHII = MAHA PENGHITUNG
Bila seseorang takut tidak bisa menjawab pertanyaan pada hari pengadilan di akhirat kelak, hendaknya ia sering membaca Yaa Muhshii sebanyak seribu kali. Insya Allah, ia akan mendapat kemudahan. Wallaahu’alam.

58. AL MUBDI’ = MAHA MEMULAI
Sekiranya Yaa Mubdi’ dibaca berulang-ulang lalu ditiupkan kepada wanita yang hamil yang takut keguguran, Insya Allah, ia tidak akan mengalami musibah itu. Wallaahu’alam.

59. AL MU’IID = MAHA MENGEMBALIKAN
Jika Yaa Mu’iid dibaca sebanyak tujuh puluh kali dan ditujukan kepada seeorang yang jauh dari keluarganya, dengan seizin Allah, orang tersebut akan pulang dengan selamat. Wallaahu’alam.

60.AL MUHYII = MAHA PEMBERI KEHIDUPAN
Bila seseorang sedang memikul beban persoalan yang berat lalu ia mengucakan Yaa Muhyii tujuh kali setiap hari, Insya Allah, beban tersebut akan terlepas darinya. Wallaahu’alam.

61. AL MUMIIT = MAHA MEMATIKAN
Bacaan Yaa Mumiit memiliki manfaat besar untuk menghancurkan dan mematahkan kekuatan musuh. Wallaahu’alam.

62. AL HAYY = MAHA HIDUP
Bacaan Yaa Hayy berkhasiat memanjangkan umur. Baragsiapa yang rutin membacanya, khususnya setiap setelah selesai shalat sebanyak 18 kali, Insya Allah, ia akan terhindar dari kematian mendadak dan rejekinya diluaskan. Untuk mengobati sakit mata, bacalah Yaa Hayy sembilan belas kali. Insya Allah akan sembuh. Wallaahu ‘alam.

63. AL QOYYUUM = MAHA BERDIRI SENDIRI
Barangsiapa tidak ingin tertimpa kekurangan apapun, hendaknya sering membaca Yaa Qoyyuum. Wallaahu’alam.

64. AL WAAJID = MAHA MENEMUKAN
Seseorang yang ingin jadi pemurah hendaknya memperbanyak mambaca Yaa Waajid. Wallaahu’alam.

65. AL MAAJID = MAHA MULIA
Orang yang sering mengamalkan Yaa Maajid, dengan seizin Allah, hatinya akan tercerahkan. Wallaahu’alam.

66. AL WAAHID = MAHA TUNGGAL
Orang yang membaca Yaa Waahid berulang-ulang dalam kondisi yang menyendiri dan di tempat yang tenang, dengan seizin Allah dia akan terlepas dari rasa takut dan angan-angan. Bacaan ini juga berpengaruh besar dalam mendatangkan kasih sayang. Juga kedekatan serta kemuliaan di antara keluarga dan sanak keluarga dan sanak saudara. Wallaahu’alam.

67. AL AHAD = MAHA ESA
Orang yang membaca Yaa Ahad seribu kali, dengan seizin Allah, sejumlah rahasia tertentu akan disingkap baginya. Barangsiapa yang tengah sendiri setelah menahan nafsu atau memperbanyak ibadah kemudian mengucapkan Yaa Ahad seribu kali, Insya Allah, ia akan menyaksikan malaikat di sekitarnya. Wallaahu’alam.

68. ASH SHAMAD = MAHA DIBUTUHKAN
Barangsiapa rajin membaca Yaa Shomad berulang-ulang, Insya allah, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Wallaahu‘alam.

69. AL QOODIR = MAHA MAMPU
Barangsiapa sering mengamalkan Yaa Qoodir, dengan seizin Allah, semua hasrat dan keinginannya akan terkabul. Wallaahu’alam.

70. AL MUQTADIR = MAHA BERKUASA
Orang yang membaca Yaa Muqtadir terus menerus, dengan seizin Allah, ia akan memiliki pengetahuan tentang kebenaran. Wallaahu’alam.

71. AL MUQADDIM = MAHA MEMPERCEPAT
Seseorang yang membaca Yaa Muqoddim berkali-kali di medan peperangan atau di suatu tempat yang menakutkan, Insya Allah, ia tidak akan terkena gangguan. Wallaahu’alam.

72. AL MUAKHKHIR = MAHA MENUNDA
Barangsiapa membaca Yaa Muakhkhir di dalam hati sebanyak seratus kali setiap hari, Insya Allah, relung hatinya akan dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah. Tidak ada kecintaan kepada selain-Nya. Wallaahu’alam.

73. AL AWWAL = MAHA AWAL
Barangsiapa ingin dikaruniaiseorang anak, atau ingin bertemu dengan seseorang yang sedang berpergian jauh maka bacalah Yaa Awwal sebanyak seribu kali selama empat puluh jum’at.

74. AL AAKHIR = MAHA AKHIR
Seseorang yang sering membaca Yaa Aakhir akan menjalani hidup dengan baik. Dan di akhir hayatnya, Insya Allah, ia akan menutup usianya dengan baik. Wallaahu’alam.

75. AZH ZHAAHIR = MAHA NYATA
Barangsiapa membaca Yaa Zhaahir sebanyak lima belas kali setelah shalat jum’at, dengan seizin Allah, cahaya Ilahi akan masuk ke hatinya. Wallaahu’alam.

76. AL BAATHIN = MAHA TERSEMBUNYI
Barangsiapa ingin melihat kebenaran dalam berbagai hal, bacalah Yaa Baathin tiga kali setiap hari. Wallaahu’alam.

77. AL WAALII = MAHA MEMERINTAH
Bila seseorang membaca Yaa Waalii berulang-ulang lalu meniupkannya ke dalam rumahnya, maka dengan seizin Allah, Allah akan melindungi rumah tersebut dari bahaya. Wallaahu’alam.

78. AL MUTA’AALII = MAHA TINGGI
Bila seseorang rajin membaca Yaa Muta’aalii berulang-ulang, dengan seizin Allah, Allah akan memberinya banyak kebaikan. Wallaahu’alam.

79. AL BARR = SUMBER SEGALA KEBAIKAN
Bila seseorang rajin membaca Yaa Barr untuk anaknya, dengan seizin Allah, anaknya akan terlepas dari berbagai kemalangan. Wallaahu’alam.

80. AT TAWWAAB = MAHA PENERIMA TOBAT
Bila seseoarang rajin membaca Yaa Tawwaab berulang-ulang, dengan seizin Allah, Allah akan menerima tobatnya. Wallaahu’alam.

81. AL MUNTAQIM = MAHA PENUNTUT BALAS
Bila seseorang rajin membaca Yaa Muntaqim berulang-ulang, dengan seizin Allah, Allah akan memberinya kemenangan bila ia berhadapan dengan musuh.

82. AL ‘AFUWW = MAHA PEMAAF
Bila seseorang rajin membaca Yaa ‘Afuww berulang-ulang, dengan seizin Allah, Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Wallaahu’alam.

83. AR RA’UUF = MAHA BELAS KASIH
Bila Seseorang rajin membaca Yaa Roo’uuf berulang-ulang, dengan seizin Allah, ia akan mendapatkan keberkahan dari Allah. Wallaahu’alam.

84. MAALIKUL-MULK = MAHA MEMILIKI KERAJAAN ABADI
Bila seseorang rajin membaca Yaa Maalikul-Mulk berulang-ulang, dengan seizin Allah, Allah akan memberi martabat dan harga diri kepadanya di mata manusia. Wallaahu’alam.

85. DZUUL-JALAALI-WAL-IKROOM = MAHA MEMILIKI KEBESARAN DAN KEMULIAAN
Bila seseorang rajin membaca Yaa Dzul-Jalaali-Wal-Ikroom, dengan seizin Allah, Allah akan memberinya kekayaan. Wallaahu’alam.

86. AL MUQSITH = MAHA ADIL
Bila seseorang rajin membaca Yaa Muqsith berulang-ulang, dengan seizin Allah, Allah akan melindunginya dari gangguan setan. Wallaahu’alam.

87. AL JAAMI’ = MAHA MENGHIMPUN
Bila seseorang kehilangan sesuatu, ia bisa membaca Yaa jaami’ berulang-ulang. Allah akan membantu mempermudah pencarian barangnya yang hilang itu. Wallaahu’alam.

88. AL GHANIYY = MAHA KAYA
Bila seseorang rajin membaca Yaa Ghaniyy, dengan seizin Allah, Allah akan memberinya perasaan cukup dengan apa yang dimiliki dan tidak akan dijangkiti sifat serakah. Wallaahu’alam.

89. AL MUGHNII = MAHA PEMBERI KEKAYAAN
Bila seseorang rajin membaca Yaa Mughnii sebanyak sepuluh kali selama sepuluh jumat, dengan seizin Allah, Allah akan mencukupi kebutuhannya. Wallaahu’alam.

90. AL MAANI’ = MAHA PENCEGAH
Bagi orang yang sudah berumah tangga, bila rajin membaca Yaa Maani’, dengan seizin Allah, Allah akan memberi ketenteraman hidup dalam rumah tangganya. Wallaahu’alam.

91. ADH DHAAR = MAHA PEMBERI KESUKARAN
Bila seseorang rajin membaca Yaa Dhaar pada malam jumat, dengan seizin Allah, Allah akan mengangkat derajat dan kedudukannya ke tempat yang lebih tinggi. Wallaahu’alam.

92. AN NAAFI’ = MAHA PEMBERI MANFAAT
Bila seseorang membaca Yaa Naafi’ empat hari berturut-turut, maka dengan seizin Allah, ia bakal terhindar dari banyak gangguan. Wallaahu’alam.

93. AN NUUR = MAHA PEMBERI CAHAYA
Bila Seseorang rajin membaca Yaa Nuur, maka dengan seizin Allah, Allah akan memberinya karunia cahaya batiniah. Dan Allah juga akan memberinya pengetahuan untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi. Wallaahu’alam.

94. AL HAADII = MAHA PEMBERI PETUNJUK
Bila seseorang ingin memiliki pengetahuan spiritual dan makrifat atau ilmu mengenai Allah SWT. Maka perbanyaklah membaca Yaa Haadii. Wallaahu’alam.

95. AL BADII’ = MAHA PENCIPTA HAL BARU
Bila seseorang membaca Yaa Badii’assamaawaati wal ardh (wahai Sang Pencipta segala sesuatu yang tiada banding di muka bumi dan jagat alam semesta) sebanyak tujuh puluh kali maka dengan seizin Allah, segala kesulitan yang menimpanya akan berakhir. Wallaahu’alam.

96. AL BAAQII = MAHA KEKAL
Bila seseorang membaca Yaa Baaqii seratus kali sebelum matahari terbit maka, dengan seizin Allah, ia akan terbebas dari seluruh bencana di sepanjang hidupnya. Dan di akhirat kelak, ia akan dikasihi oleh Allah SWT. Wallaahu’alam.

97. AL WAARITSU = MAHA MEWARISI
Bila seseorang sering membaca Yaa Waarits maka Allah akan memperpanjang usianya. Wallaahu’alam.

98. AR ROSYIID = MAHA PEMBERI PETUNJUK KE JALAN YANG BENAR
Bila seseorang membaca Yaa Rosyiid sebanyak seribu kali, yaitu diantara waktu shalat Maghrib dan shalat Isya, dengan seizin Allah, berbagai persoalannya akan terselesaikan. Wallaahu’alam.

99. YAA SHABUUR = MAHA SABAR
Ketika seseorang dalam kesulitan atau berduka, bacalah Yaa Shobuur sebanyak tiga ribu kali, dengan izin Allah, Allah akan memberinya jalan keluar. Jika Yaa Shobuur dibaca sebanyak seribu kali, Allah akan memberinya ilham berupa kesabaran atas segala kesusahan dan bala bencana yang menimpanya.

Wallahu A'lam Bishawab

ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD

Tawassul Yang Disyariatkan & Tawassul Yang Dilarang

Tawassul Yang Disyariatkan

Setiap kali ada musibah dan ujian yang menghantui kehidupan manusia seorang Muslim, ia harus kembalikan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ia meyakini bahwa Allah-lah, Rabb yang mampu menyingkap hijab-hijab kesulitan, kefakiran dan kepayahan para hambaNya. Dan ia juga meyakini bahwa Dialah yang mampu memberikan pertolongan, kemudahan dan petunjuk. Tidak ada kekuatan lain yang mampu melakukan hal ini selain Dia, Allah Ta’alaa. Terkadang dalam memohon dan berdo’a, manusia sering menggunakan perantara (atau yang disebut dengan tawassul dalam terminology aqidah) antara dirinya dan Allah Ta’alaa. Karena mereka merasa tidak mampu, lemah dan tidak memiliki apa-apa dihadapan Rabbnya. Hal ini mereka lakukan agar do’a dan permohonannya terkabulkan dengan segera.
Namun sebagai manusia muslim, ia harus selalu memperhatikan rambu-rambu Islam dalam masalah tawassul, karena tidak semua bentuk tawassul atau perantaraan yang berkembang dalam masyarakat ini diperbolehkan dalam ajaran Islam. Boleh jadi seorang muslim dalam berdo’a, ia bertawassul dengan kuburan-kuburan, batu-batuan dan pepohonan yang dikramatkan. Bahkan ada yang meyakini adanya kekuatan lain atau penguasa lain selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki kekuasaan atas sebagian wilayah yang ada di bumi ini.
Tawassul menurut etimologi bahasa Arab artinya: “Sesuatu yang bisa mendekatkan kepada yang lain.” (Mukhtar Ash-Shihah)
Ibnu Atsir di dalam An-Nihayah mengatakan: “(Tawassul adalah) sesuatu yang akan menyampaikan kepada yang lain dan mendekatkan diri dengannya.”
Adapun menurut terminologi syariat, tawassul adalah: “Mendekatkan diri kepada Allah dengan segala bentuk ketaatan dan peribadatan, dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan segala bentuk amalan yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan diridhai-Nya.” (At-Tawassul Ila Haqiqati Tawassul).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah Kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepadaNya.” (QS. Al-Maa’idah: 35).
Qatadah berkata, “Bertaqarrublah kepadaNya dengan ketaatan kepadaNya dan mengamalkan segala yang diridhaiNya.”
Tawassul yang disyari’atkan adalah tawassul sebagaimana yang diperintahkan oleh Al-Qur ’an, dituntunkan oleh Rasulullah dan dipraktekkan oleh para sahabat. Pada dasarnya setiap ketaatan dan sikap merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat dijadikan sebagai bentuk tawassul. Ada beberapa macam tawassul yang disyari’atkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Salam, yaitu:

1. Tawassul dengan iman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, menceritakan tawassul para hambaNya dengan iman:
“Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu),’Berimanlah kamu kepada Rabbmu’, maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.” (QS. Ali Imraan: 193).

2. Tawassul dengan tauhid, seperti dosa Nabi Yunus Alaihis Salam ketika ditelan oleh ikan besar:
“Maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap: ‘Bahwa tak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.’ Maka Kami memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikanlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiyaa’: 87-88).

3. Tawassul dengan nama-nama Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada­Nya dengan menyebut asma-ul husna itu.” (QS. Al-A’raaf: 180).
Di antara doa Rasul Shalallahu’alaihi wa Salam dengan nama-namaNya ialah ucapan beliau:
“Aku memohon kepadaMu dengan semua nama yang Engkau miliki.” (HR. At-Tirmidzi, dan ia menilai hasan shahih).

4. Tawassul dengan sifat-sifat Allah, seperti ucapan Rasul Shalallahu’alaihi wa Salam:
“Wahai Yang Mahahidup lagi Yang Mengatur urusan makhlukNya, dengan rahmatMu aku memohon bantuan.” (Hasan, riwayat at-Tirmidzi).
Syaikh ar-Rifa’i mengatakan, “Mohonlah segala hajat kalian kepada Allah dengan kecintaanNya kepada auliya’Nya.”

5. Tawassul dengan amal-amal shalih, seperti shalat, berbakti kepa­da kedua orang tua, memelihara hak-hak, amanah dan sedekah, dzikir, membaca al-Qur`an, shalawat atas Nabi Shalallahu’alaihi wa Salam, kecintaan kita kepadanya dan para sahabatnya, serta amal-amal shalih lainnya. Disebutkan dalam Shahih Muslim tentang tiga orang yang tertahan di dalam gua, lalu mereka bertawassul kepada Allah, yang pertama dengan amal shalih berupa memelihara hak buruh, yang kedua dengan baktinya kepada kedua orang tuanya dan yang ketiga dengan rasa takutnya terhadap Allah, maka Allahpun membebaskan mereka dari gua tersebut.

6. Tawassul kepada Allah dengan meninggalkan kemak­siatan, seperti khamar, zina dan yang diharamkan lainnya. Salah seorang yang terperangkap dalam gua tersebut bertawassul dengan perbuatan zina yang yang ditinggalkannya, lalu Allah membebaskannya dari gua tersebut.
Sebagian kaum muslimin tidak mengerjakan amal shalih dan bertawassul dengannya. Mereka justru bertawassul dengan amalan-amalan orang lain yang sudah mati, dengan menyelisihi petunjuk Rasul Shalallahu’alaihi wa Salam dan para sahabatnya.

7. Tawassul dengan meminta doa dari para Nabi dan orang-orang shalih semasa hidupnya. Diriwayatkan bahwa seorang yang buta matanya datang kepada Nabi Shalallahu’alaihi wa Salam seraya mengatakan, “Berdoalah kepada Allah agar Dia memberi kesembuhan kepadaku.” Beliau bersabda: “Jika kamu suka, aku berdoa untukmu dan jika kamu suka, kamu bersabar saja; dan itu lebih baik bagimu.” Ia mengatakan, “Berdoalah!” Kemudian beliau memerintahkannya supaya berwudhu dengan sempurna, lalu shalat dua rekaat, dan berdoa dengan doa ini:
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu dan menghadap kepadaMu dengan nabiMu, nabi rahmat. Wahai Muhammad aku menghadap denganmu kepada Rabbku dalam hajatku ini agar hajatku ini diselesaikan. Ya Allah, terimalah syafaatnya untukku, dan berilah aku syafaat melalui (doa)nya.”
Orang itu pun melakukannya sehingga terbebas dari kebutaannya. (Shahih, riwayat Ahmad).
Hadits ini mengandung arti bahwa Rasul Shalallahu’alaihi wa Salam berdoa untuk orang buta semasa hidupnya, lalu Allah mengabulkan doanya. Beliau memerintahkan kepadanya agar berdoa untuk dirinya sendiri, dan menghadap kepada Allah dengan doa Nabinya, maka Allah menerima doanya. Doa ini khusus semasa hayat beliau Shalallahu’alaihi wa Salam dan tidak boleh berdoa dengannya sepeninggalnya. Karena para sahabat tidak melakukannya, dan orang-orang yang buta tidak bisa mengambil manfaat dari doa itu setelah peristiwa ini.
Untuk menjaga tauhid dan kesempuranannya, setiap mukmin harus berupaya dan berusaha menjauhkan dirinya dari bentuk tawassul yang mengandung bid’ah dan dilarang oleh Islam. Karena tawassul yang mengandung nilai kemungkaran ini akan berpengaruh pada terkabulnya do’a itu sendiri. Dan seharusnya setiap mukmin memperhatikan do’a-do’a yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah.

Tawassul Yang Dilarang

Tawassul yang terlarang adalah menggunakan sarana untuk mendekat-kan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesuatu yang tidak dijelaskan oleh syari’at. Di antaranya tawassul dengan berdoa kepada orang-orang mati atau orang-orang yang tidak hadir, memohon keselamatan dengan perantaraan mereka, dan sejenisnya. Semua perbuatan itu adalah syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam dan bertentangan dengan tauhid.
Berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam bentuk doa permohonan seperti meminta sesuatu dan meminta diselamatkan dari bahaya: atau doa ibadah seperti rasa tunduk dan pasrah di hadapan Allah, kesemuanya itu tidak boleh dialamatkan kepada selain Allah. Memalingkannya dari Allah adalah syirik dalam berdoa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Rabbmu berfirman:”Berdo’alah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina…” (QS. Al-Mukmin : 60)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam ayat di atas ganjaran bagi orang yang enggan berdoa kepada-Nya, bisa jadi dengan berdoa kepada selain-Nya atau dengan tidak mau berdoa kepada-Nya secara global dan rinci, karena takkbur atau sikap ujub, meski tak sampai berdoa kepada selain-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Berdoalah kepada Allah dengan rasa tunduk dan suara perlahan..”
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berdoa kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya.
Segala bentuk penyamaan Allah dengan selain-Nya dalam ibadah dan ketaatan, maka itu adalah perbuatan syirik terhadap-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do’anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do’a mereka. “ (QS. Al-Ahqaaf : 5)
“Barangsiapa yang menyeru bersama Allah Ta’ala sesembahan yang lain padahal tidak ada bukti baginya, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada akan beruntung.” (QS. al-Mukminun : 117).
Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap orang yang berdoa kepada selain-Nya, berarti telah mengambil sesembahan selain-Nya pula. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.(QS. Faatir : 13-14)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam ayat ini, bahwa Dia-lah yang Maha Berkuasa dan Mampu mengurus segala sesuatu, bukan selain-Nya. Bahwasanya para sesembahan itu tidak dapat mendengar doa, apalagi untuk mengabulkan doa tersebut. Kalaupun dimisalkan mereka dapat mendengar, merekapun tidak akan mampu mengabulkannya, karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk memberi manfaat atau memberi mudharrat, dan tidak memiliki kemampuan atas hal itu.
Sesungguhnya kaum musyrikin Arab di mana Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa Sallam diutus, mereka menjadi orang-orang kafir karena kemusyrikan mereka dalam berdoa. Karena mereka juga berdoa kepada Allah dengan tulus ketika mendapatkan kesulitan. Kemudian mereka menjadi kafir kepada Allah di kala senang dan mendapatkan kenikmatan dengan cara berdoa kepada selain-Nya. Allah berfirman:
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. Al Isra’ : 67)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta’atannya”. (QS.Yunus : 22)
Tawassul yang terlarang dapat dikelompokkan menjadi:

1. Tawassul kepada orang-orang yang sudah mati, meminta berbagai hajat dari mereka, dan meminta pertolongan kepada mereka sebagaimana realitas hari ini. Mereka menyebutnya sebagai tawassul, padahal bukan demikian. Karena tawassul ialah meminta kepada Allah dengan perantara yang disyariatkan, seperti iman, amal shalih dan Asma’ullah al-Husna. Sementara berdoa kepada orang-orang yang sudah mati adalah berpaling dari Allah, dan itu termasuk syirik besar; berdasarkan firmanNya:
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS. Yunus: 106).

2. Adapun tawassul dengan jaah (kedudukan) Rasul, seperti ucapan Anda: Wahai Rabb, dengan jaah Muhammad berilah pertolongan kepadaku.” Ini adalah bid’ah, karena para sahabat tidak pernah melakukannya, dan karena Khalifah Umar bertawassul dengan al-Abbas semasa hidupnya dengan doanya. Umar tidak bertawassul dengan Rasul setelah kematiannya, ketika meminta turun hujan. Sedangkan hadits: “Bertawassullah dengan jaah (kedudukan)ku” adalah hadits yang tidak punya asal (la ashla lahu), sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Tawassul bid’ah bisa membawa kepada syirik. Yaitu jika ia meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membutuhkan perantara, seperti halnya seorang amir dan hakim. Karena ini sama halnya menye­rupakan Khaliq dengan makhlukNya. Abu Hanifah berkata, “Aku tidak suka memohon kepada Allah dengan (perantara) selain Allah.”

3. Adapun meminta doa kepada Rasul setelah kematiannya, seperti ucapan Anda: “Wahai Rasulullah, berdoalah untukku!” maka ini tidak boleh. Karena para sahabat tidak pernah melakukannya. Dan juga berdasarkan sabda beliau:
“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang senantiasa mendoakannya.” (HR. Muslim).
Namun bila bertawassul dengan orang shalih yang masih hidup, dengan doa mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara meminta agar dia mendoakan dirimu kepadaNya, maka hal ini diperbolehkan di dalam syariat dan telah dilakukan oleh para shahabat Rasulullah kepada beliau dan telah dilakukan pula oleh Umar bin Khaththab kepada paman Rasulullah, Abbas bin Abdul Muththalib radhiyallahu ‘anhu.
Kemusyrikan sebagian orang pada masa sekarang ini bahkan sudah melampaui kemusyrikan orang-orang terdahulu di jaman jahiliyyah. Karena mereka memalingkan berbagai bentuk ibadah kepada selain Allah seperti doa, meminta keselamatan dan sejenisnya hingga pada saat terjepit sekalipun. Kita memohon keselamatan dan keberuntungan kepada Allah. Dengan demikian hendaklah orang yang berdo’a mengambil perantara agar dikabulkan do’anya dengan perkara-perkara yang dicintai dan disukai oleh Allah, yaitu yang diajarkan oleh Rasulullah. Bukan dengan kebid’ahan yang membuat Allah benci, bukan pula dengan kesyirikan yang membuat Allah murka.

Wallahu a’lam bish-shawab

.

10 Sahabat Yang Telah Dijamin Syurga

 

1. Abu Bakar Siddiq ra.

Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran

(Surah At-Taubah ayat ke-40)

sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadits.

2. Umar Bin Khatab ra.

Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.

3. Usman Bin Affan ra.

Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

4. Ali Bin Abi Thalib ra.

Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.

5. Thalhah Bin Abdullah ra.

Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.

6. Zubair Bin Awaam

Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas

Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

8. Sa’id Bin Zaid

Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’.

9. Abdurrahman Bin Auf

Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.

10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah

Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.

My Blog List

Pages

Pages - Menu

Followers

Become our Fan

The Amazing of Islam
SEBELUM MEMBACA UCAPKANLAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA'ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD !!