Saturday, 7 February 2015

ABU THALIB, PAMAN RASULULLAH. ISLAM ATAUKAH KAFIR?


BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ABU THALIB, PAMAN RASULULLAH. ISLAM ATAUKAH KAFIR?

Menjawab pertanyaan dari sebagian umat islam (muslim) mengenai keislaman paman nabi muhammad saw abu thalib.
Abu Thalib, yakni tidak lain beliau adalah paman Rasulullah SAW, beliau sangat mencintai Rasulullah SAW, bahkan Rasulullah SAW lebih dicintai oleh Abu Thalib daripada kepada anak-anaknya sendiri, hal itu dikarenakan budi pekerti Rasulullah SAW yang selalu jujur dalam perkataan dan sangat baik dalam tingkah laku.

Setelah beliau diutus menjadi Rasullullah SAW, Abu thalib senantiasa membantu dan melindungi Rasullullah SAW sehingga orang Kafir Quraisy sungkan untuk menghadang dakwah Nabi. Hal itu disebabkan oleh rasa sungkan mereka terhadap Abu thalib yang pada saat itu menjadi salah satu orang besar di Suku Quraisy.
Demi menjaga keponakannya itu, Abu Tahlib memerintahkan kedua anak kandungnya , yaitu Ja`far dan Ali untuk melindungi Rasulullah saw
Bibit keimanan Abu Thalib kepada Rasulullah saw telah tampak sejak ia melihat tanda-tanda kenabian pada keponakannya itu.

Suatu hari, ia melihat Abdul Muthallib kakeknya Rasulullah saw menggendong cucunya yang masih kecil itu di pundaknya sambil memohon hujan kepada Allah SWT di puncak bukit Abu Qubais,…Subhanallah ketika itu juga turun hujan.

Abu Thalib juga pernah membuktikannya ia menggendong Rasulullah saw yang ketika itu masih kecil di pundaknya berdiri di dinding Ka`bah, ia memohon hujan kepada Allah Ta`la, tiba-tiba gumpalan awan berkumpul lalu menyirami lembah-lembah di Makkah dengan curahan hujan yang lebat, sehingga permukaan tanah menjadi gembur dan subur.

Abu Thalib dan keluarganya jika mereka makan bersama tidak kenyang, namun bila Rasululllah saw ikut makan mereka merasa kenyang.
Setiap minum susu, merasa nikmat jika di minum terlebih dahulu oleh Rasulullah saw.
“Engkau wahai Muhammad benar-benar telah di berkahi, “Ucap Abu Thalib”.

Di saat remaja Abu Tahlib pernah mengajaknya berdagang ke syam. Ditengah jalan bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Buhairah yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah saw. Ia menyarankan agar cepat-cepat memebawanya pulang ke Makkah, khawatir terhadap ancaman kaum Yahudi, Abu Thalib pun mengikuti saran tersebut.

Pada suatu saat, Abu thalib dipanggil oleh pemuka-pemuka Quraisy. Pada saat itu Abu thalib diminta untuk memerintahkan keponakannya itu, yakni Rasulullah SAW untuk berhenti menyebarkan agama Islam. Kemudian pemuka-pemuka Quraisy tersebut mengatakan kepada belliau : “Apabila keponakanmu itu tidak mau berhenti, maka kami tidak akan sungkan lagi kepadamu dan akan kami tumpas keponakanmu beserta para pengikutnya”.

Saat mendapat ancaman ini, Abu Thalib akhirnya menyampaikan hal ini kepada Rasulullah SAW akan tetapi Rasullullah SAW tetap berpegang teguh pada dakwahnya itu dan Abu Thalib pun mulai tegar dan akan selalu menjaga Rasullullah SAW dan membantunya hingga titik darah penghabisan.

Abu Thalib pulalah orang yang mengucapkan sumpah yang sangat terkenal dalam sejarah islam, ketika para pembesar Quraisy minta agar ia menyerahkan Muhammad keponakannya itu.
“Andai kalian letakkan Matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, niscaya aku tetap tidak akan menyerahkan Muhammad”.

Meskipun Abu Thalib tidak menghentikan Dakwah Rasullullah SAW bahkan melindungi Rasullullah SAW, orang Kafir Quraisy tetap sungkan kepada Abu Thalib dan tidak berani mengganggu Rasullullah SAW. Hal tersebut berlangsung hingga akhirnya Abi Thalib dipanggil oleh Allah SWT. Setelah wafatnya Abu Thalib, dipanggil oleh Allah mendapatkan tekanan yang sangat kuat dari orang Kafir Quraisy.

Oleh karena itu, sebagian besar dari kalangan para ulama berpendapat atas keislaman Abu Thalib, karena mereka berpandangan bahwa sangatlah tidak etis apabila dikatakan, bahwa orang yang telah mendidik Rasulullah SAW yang juga orang yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW, yakni Abu Thalib sebagai orang kafir yang masuk neraka, hanya karena Abu Thalib tidak pernah melafadzkan dua kalimat syahadat.
Keimanan Abu Thalib tidak pernah di perlihatkannya, tujuannya agar dapat menjaga dan melindungi terus Rasulullah saw dari gangguan kaum kafir Quraisy.

Abu Thalib melakukan politik kamuflase di hadapan kaum kafir quraisy, agar mereka tidak mengganggu keponakannya. Abu Tahlib juga telah mengucapkan kalimat tauhid, hakikat kerasulan dan pembenaran terhadap kenabian rasulullah saw dalam syair-syairnya.

maka sangatlah tidak pantas jika orang yg mendidik dan membantu perjuangan baginda nabi muhammad saw dalam menyebarkan islam Abu thalib disebut mati dalam keadaan kafir dan mendapat siksa dari neraka,

Hal seperti ini adalah sebuah su’udzan yang tidak mendasar, Sebab belum tentu Abu thalib tidak
bersyahadad lantaran tidak mau mengikuti ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Akan tetapi kemungkinan besar beliau tidak bersyahadad secara terang- terangan karena bertujuan untuk melindungi rasulullah SAW dari godaan orang kafir Quraisy, karena jika Abu Thalib masuk Islam secara terang terangan maka dapat dipastikan orang kafir Quraisy akan membencinya dan tidak ada rasa sungkan lagi kepada Abu Thalib, hingga kaum kafir Quraisy semakin leluasa dalam mencegak dakwah Islami Rasulullah SAW.
Padahal saat Abu Thalib wafat Rasulullah SAW berdoa untuk beliau: Rahimakaallahu wa ghufira laka la azaalu astaghfirulaka hatta yanhaaniyallaah. Yang artinya: semoga Allah merohmatimu dan mengampunimu dan aku tidak akan berhenti memintakan ampun untukmu kecuali jika Allah melarangku.

Sudah pasti Rasulullah adalah makhluk yang paling dicintai Allah dan apabila beliau berdoa maka bisa dipastikan doa beliau dikabulkan oleh Allah begitu pula doa Rasulullah di atas yang mana beliau berdoa agar pamannya Abu Thalib dirahmati oleh Allah dan diampuni semua kesalahan-kesalahannya. Dan doa ini insyaallah telah dikabulkan oleh Allah dan insya Allah beliau sekarang telah mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

Abu Thalib sangat cinta sekali kepada Rasulullah SAW, ada sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi: Anta ma’a man ahbabta yaumal qiyamah, yang artinya: Engkau bersama orang yang engkau cintai pada hari kiamat nanti, karena kemungkinan besar beliau telah masuk Islam sekalipun di dalam hati

tidak ada yg mustahil bagi allah swt untuk memberikan kebaikan kepada setiap makhluk yg di kehendakinya.

Wallahu A'lam Bishawab

ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD

No comments:

Post a Comment

Silahkan Jika Anda Ingin Berkomentar, Namun Tolong Gunakan Bahasa Yang Baik & Sopan

My Blog List

Pages

Pages - Menu

Followers

Become our Fan

The Amazing of Islam
SEBELUM MEMBACA UCAPKANLAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA'ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD !!